Rabu, 24 Juli 2013

“Kenapa Harus Ada FPI ???”



            Akhir-akhir ini banyak media yang memberitakan betapa buruknya aksi-aksi yang dilakukan FPI(Front Pembela Islam). Sebelum kita mulai, sebenarnya apa sih FPI itu ??? tentunya banyak teman-teman yang sudah mengetahui apa itu FPI. Ya FPI adalah  sebuah organisasi massa Islam bergaris keras yang berpusat di Jakarta. Selain beberapa kelompok internal, yang disebut oleh FPI sebagai sayap juang, FPI memiliki kelompok Laskar Pembela Islam, kelompok paramiliter dari organisasi tersebut yang kontroversial karena melakukan aksi-aksi "penertiban" (sweeping) terhadap kegiatan-kegiatan yang dianggap maksiat atau bertentangan dengan syariat Islam terutama pada bulan Ramadan dan seringkali berujung pada kekerasan.
            Banyak orang yang tidak menyukai tindakan kekerasan yang dilakukan FPI ketika mereka melakukan sweeping, namun banyak pula yang mendukung tindakan tersebut dengan alasan memberantas kemaksiatan. Seperti yang diberitakan dimedia akhir-akhir ini dimana FPI berulah lagi dengan melakukan sweeping dengan kekerasan yang berujung pada kemarahan warga hingga akhirnya FPI pun lari tunggang langgang meninggalkan lokasi kejadian.  Berita mengenai  FPI yang sering melakukan sweeping dengan kekerasan sebenarnya sudah lama adanya, namun tidak ada tindakan apapun dari pihak penegak hukum Negara kita ini.
            Diberbagai acara debat pun tidak mau ketinggalan dengan ikut memperdebatkan mengenai FPI ini. Dimana didalam perdebatan itu terdapat kalimat yang diucapkan oleh salah satu petinggi FPI “Kami hanya melakukan monitoring ketempat-tempat yang biasanya terjadi kemaksiatan, dan kami juga sudah berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak kepolisisan setempat, bahkan pihak kepolisian juga ikut bersama kami”. Dari kalimat itu bermunculan berbagai pendapat yakni sebenarnya apa hak FPI untuk melakukan monitoring ? dan kenapa pihak kepolisian mengizinkan FPI untuk melakukan monitoring ? Jika pun di izinkan kenapa harus memakai kekerasan yang dapat memberi citra buruk terhadap Islam.
            Ini lah bentuk ketidak percayaan FPI terhadap para penegak hukum dan pemerintahan yang tidak mampu bertindak tegas terhadap kemaksiatan. Akan tetapi tidak seharusnya sweeping yang dilakukan FPI selalu berujung dengan kekerasan. Bahkan setelah FPI melakukan sweeping dengan kekerasan Presiden SBY pun angkat bicara, agar FPI tidak bertindak anarkis dan segera proses hukum anggota FPI yang bertindak anarkis. Namun FPI tidak melunak dan membalas dengan menyebutkan bahwa SBY adalah Pecundang. Pantas kah organisasi yang berlandaskan Islam berbicara seperti ini ? seakan-akan tidak menghargai presiden mereka sendiri.
            Berita terakhir yang bermunculan diberbagai media online yakni situs resmi FPI diserang para Hacker, tidak hanya satu tetapi banyak para hacker yang justru berlomba-lomba menyerang situs FPI. Dimana terdapat salah satu hacker yang menulis “FPI Telah Melawan Hukum” dan  “Hacked by Besideo7. Serius gan?”.
            Lantas setelah seperti ini tentunya kita berfikir kenapa harus ada FPI yang justru dapat memberi citra buruk bagi Islam tidak hanya di Indonesia tetapi juga dunia. Apa gunanya para penegak hukum kita ? dimana mereka ?
           


"Sekilat Info"


Sekarang beli BB ada bonus Power Bank Loh..
Tau gx kenapa gitu ????
Itu dikarenakan RIM mau meningkatkan penjualan mereka setelah mereka dilanda krisis keuangan yang mengakibatkan 14 Pabriknya ditutup termasuk di Malaysia..
Selain itu layanan BBM sendiri september ini mau dilepas ke Android(Khusus ICS keatas)..
Nah sementara satu bulan yang lalu layanan BBM sendiri macet, dan berujung ditegurnya pihak BB sendiri oleh Pak Tifatul(Menkominfo),,
Kalo sekali lagi macet menjelang lebaran ini habis sudah tamat riwayat BB di Indonesia..
Nah sekarang kalo udah tau gini siapa lagi yang mau beli BB..?????????????

“Jejak Langkah Trio Mallarangeng”



            Siapa yang tidak mengenal trio mallarangeng. Ya, mereka adalah tiga saudara yang berasal dari Makassar yang sukses dengan kariernya di Jakarta, yakni Andi Alfian Mallarangeng, Rizal Mallarangeng, dan Zhoel Mallarangeng. Trio Mallarangeng ini dikenal sebagai trio yang berprestasi dan sukses di Indonesia. Trio Mallarangeng juga pernah di juluki The Three Musketeers di Makassar, Sulawesi Selatan. The Three Musketeers adalah judul novel tenar tentang petualangan tiga orang pemuda di tengah-tengah pergolakan politik Prancis pada abad pertengahan. Tiga pemuda itu bernama Athos, Porthos, dan Aramis. Trio Mallarangeng di juluki The Three Musketeers karena mereka di anggap sebagai pemuda asal Sulawesi Selatan pada era Reformasi yang dinilai sukses berkiprah hingga ke tingkat nasional.
1. Jejak Langkah Mallarangeng Pertama (Andi Alfian Mallarangeng)
            Andi Alfian Mallarangeng adalah tertua diantara tiga bersaudara yang lebih dulu populer dibandingkan mallarangeng lainnya. Andi Alfian Mallarangeng meraih gelar Doctor of Philisophy di bidang ilmu politik dari Northern Illinois University (NIU) Dekalb, Illinois, Amerika Serikat pada tahun 1997. Di universitas yang sama, ia meraih gelar Master of Science di bidang sosiologi. Sedangkan gelar Drs Sosiologi diraihnya dari Fisipol Universitas Gajah Mada, Yogyakarta pada tahun 1986.
            Sejak menjadi mahasiswa Fisipol UGM mengikuti jejak ayahnya, ia bercita-cita menjadi dosen. Cita-cita ini akhirnya tercapai dengan menjadi dosen di Universitas Hasanuddin (1988-1999) dan di Institut Ilmu Pemerintahan (1999-2002).  Pada saat menjadi dosen di Universitas Hasanuddin ( Makassar ) ia diminta menjadi anggota Tim Tujuh yang dipimpin oleh Prof. DR. Ryaas Rasyid  untuk merumuskan paket Undang-undang Politik yang baru sebagai landasan bagi pemilu demokratis pertama di era reformasi. Tim Tujuh ini kemudian juga merumuskan Undang-undang Pemerintahan Daerah yang baru, sebagai landasan reformasi sistem pemerintahan dengan desentralisasi dan otonomi daerah.
            Wajah gantengnya dengan senyum manis di sertai kumis tebalnya membuat andi lebih cepat populer di bandingkan pengamat politik yang lain. Keterlibatannya dalam gerakan reformasi berlanjut bahkan kemudian Andi ditunjuk untuk menjadi anggota KPU pemilu pertama pasca reformasi mewakili pemerintah. Dengan dibentuknya Kementerian Otonomi Daerah dalam pemerintah era reformasi, Andi mengundurkan diri dari KPU dan bergabung sebagai staf ahli Menteri Negara Otonomi Daerah (1999-2000). Kementerian itu kemudian dibubarkan walau baru berusia 10 bulan. Andi juga sempat mendirikan Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan bersama Prof. DR. Ryaas Rasyid pada tahun 2002, namun keluar dua tahun  kemudian dan terang-terangan menunjukkan keberpihakannya pada SBY yang saat itu menjadi pesaing terkuat Megawati. Ternyata keberpihakan Andi tidak sia-sia, karena ketika SBY memenangkan pemilu Andi pun di ajak ke Cikeas untuk  ditunjuk sebagai Juru Bicara Kepresidenan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
            Andi Alfian Mallarangeng berhasil mendapatkan sejumlah penghargaan, yakni mendapat julukan sebagai ' The Future Leader of Asia ' oleh Majalah Asia Week (1999), Bintang Jasa Utama RI (1999), Percy Buchman Prize (1995), dan Majalah MATRA yang juga menobatkannya sebagai Man of the Year (2002). Selain mendapatkan sejumlah penghargaan Andi Alfian Mallarangeng juga sering mengundang kontroversi, salah satunya adalah  pada masa kampanye 2009 dimana Andi Alfian Mallarangeng berkomentar yang intinya ditujukan pada Calon Presiden asal Sulawesi Selatan Jusuf Kalla, Andi mengatakan orang Sulawesi Selatan masih belum siap jadi Presiden yang kemudian dinilai telah mengurangi jumlah suara yang diraih oleh Susilo Bambang Yudhoyono di Propinsi Sulawesi Selatan secara signifikan.

            Akhir-akhir ini kita sering mendengar nama Andi Alfian Mallarangeng sering disebut baik di media elektronik maupun media massa yang tidak lain adalah memberitakan Andi yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus proyek pusat olahraga Hambalang Bogor, Jawa Barat oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Penetapan Andi sebagai tersangka lantas membuat Andi mengambil langkah untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Langkah pengunduran diri Andi justru mengundang simpati banyak orang karena jarang sekali pejabat sekaliber menteri yang mau mundur dari jabatannya. Bahkan Abraham Samad (Ketua KPK) pun memberikan komentarnya mengenai pengunduran diri Andi, “Itu menandakan dia seorang kesatria, itulah kesatria bugis Makassar”.
2. Jejak Langkah Mallarangeng Kedua (Rizal Mallarangeng)
            Rizal Mallarangeng adalah anak kedua dari tiga saudara mallarangeng lainnya yang akrab di panggil Chelli. Chelli pernah menempuh pendidikan ilmu komunikasi di Universitas Gadjah Mada. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan S2 dan S3-nya dalam bidang ilmu politik di Ohio State University, Amerika Serikat tahun 1999. Selama di Amerika, Rizal pernah menjadi asisten dosen dan kemudian menjadi dosen (2000-2001) di almamaternya. Setelah pulang dari Amerika nama Chelli pun mencuat setelah Megawati naik ke puncak kekuasaan. Diketahui Taufik Kiemas lah yang mengundangnya masuk kedalam lingkaran istana, diajak serta dalam kunjungan Megawati keluar negeri dan membuatkan konsep pidatonya. Kemudian pada 2004 ketika Megawati maju ke ajang Pilpres berpasangan dengn Hasym Muzadi, Chelli pula lah yang menjdai konsultan pemenangannya, mesti akhirnya menderita kekalahan.
            Selidik punya selidik ternyata Rizal Mallarangeng diketahui tidak hanya dekat dengan Megawati dan Taufik Kiemas, Chelli juga dekat dengan seorang pengusaha kaya yakni Abu Rizal Bakrie. Pada pengusaha kaya itu Chelli mengajukan proposal untuk mendirikan Freedom Institute dengan menjual nama Achmad Bakrie (Ayah Ical) untuk menjadi nama bagi penghargaan Achmad Bakrie Award. Akhirnya chelli pun berhasil meyakinkan Abu Rizal Bakrie untuk mendanai Freedom Institute yang dimana dirinya sendiri duduk sebagai Direktur Eksekutif. Sesuai dengan namanya, lembaga ini menjual ide-ide liberal untuk dipasarkan dikalangan muda yang terpukau dengan idenya.
            Tidak sampai disitu saja, kegemilangan karier Chelli pun semakin meningkat ketika ia membawakan acara “Save Our Nation”, acara ini adalah acara bincang-bincang untuk mencari solusi atas permasalahan yang ada di negeri ini. Seiring dengan berjalannya waktu berkat kemahirannya dalam membawakan acara “Save Our Nation”, Chelli pun mencitrakan dirinya melalui iklan-iklan televisi dengan mengiklankan dirinya sebagai figur Capres Alternatif. Pada Juli tahun 2008 Rizal Mallarangeng mencalonkan diri untuk ikut dalam pemilihan presiden Republik Indonesia 2009. Rizal Mallarangeng menyatakan akan maju dalam ajang Pilpres 2009 sebagai calon dari jalur independen, namun tidak menutup kemungkinan akan melalui partai. Rizal juga menyatakan bahwa metode kampanyenya akan meniru cara berkampanye Barack Obama. Meski sudah melakukan serangan melalui iklan diberbagai  stasiun televisi, akhirnya Chelli pun mengatakan menyerah dan tak lagi berniat maju dalam kontestasi politik. Alsannya yakni popularitas dan elektabilitas tidak bisa diperoleh secara mendadak. Kemundurannya pun juga dipicu karena tidak adanya partai politik yang mau menggandengnya untuk menuju bursa pilpres yang sebelumnya ia berharap PDIP akan menggandengnya. Bagaimana tidak, sedangkan  pada 2004 setelah mengusung Megawati-Hasyim dan kalah.
            Setahun sebelum pilpres 2009, Ketua Umum PAN (Partai Amanat Nasional) Sutrisno Bachir juga beriklan di televisi yang tidak lain menggarap iklannya  adalah Rizal Mallarangeng sendiri. Bukan hanya mengiklankan Sutrisno Bachir ternyata Chelli juga mengiklankan dirinya sendiri. Merasa ditipu mentah-mentah Sutrisno Bachir marah dan membuat kerjasama antara mereka berhenti begitu saja.
            Beberapa minggu yang lalu kita juga mendengar nama Rizal Mallarangeng sering muncul di berbagai stasiun televisi, itu karena Rizal Mallarangeng menuntut majalah Tempo dimana di cover majalah mingguan mereka memuat gambar Trio Mallarangeng sedang memegang karpet yang bergambar dollar Amerika. Menurut Rizal Mallarangeng cover majalah Tempo tersebut mendorong opini masyarakat bahwa dirinya juga ikut terlibat atas kasus yang di alami kakaknya Andi Alfian Mallarangeng. Rizal Mallarangeng pun menuntut majalah Tempo untuk membuat pernyataan maaf satu halaman penuh.
3. Jejak Langkah Mallarangeng Ketiga (Zhoel Mallarangeng)
            Zhoel Mallarangeng adalah saudara ketiga dari Trio Mallarangeng yang sering disapa dengan Choel. Choel memang jarang terlihat ditelevisi bahkan sedikit yang tahu siapa itu Zhoel Mallarangeng. Selama ini Choel dikenal sebagai pengusaha, namanya dikenal publik saat ia menjabat sebagai Direktur Eksekutif FOX Indonesia yaitu perusahaan konsultan politik yang didirikan kakaknya Rizal Mallarangeng. Choel lah yang berperan besar selama masa kampanye Partai Demokrat dan SBY-Boediono. Gagasan-gagasannya membuat kampanye itu terasa sangat luar biasas. Semua atribut dan logistik kampanye dipasok secara nasional, seragam dan dalm jumlah yang besar bahkan lebih dari cukup. Terbukti  desain kampanye yang serba wah itu tidak sia-sia. Pencitraan SBY dan jinggle iklan mie instan Indomie pun di beli akan tetapi diganti menjadi “SBY Preisdenku”, justru membuahkan hasil kemenangan Partai Demokrat jauh diatas target dan SBY-Boediono menang telak hanya dengan satu putaran. Tidak banyak diketahui lagi mengenai jejak langkah Zhoel Mallarangeng hingga akhirnya beberapa bulan terakhir Choel sering disebut-sebut disetiap persidangan mengenai proyek Hambalang, Choel diduga menerima uang miliaran rupiah dari proyek tersebut yang akhirnya KPK mencegah Choel Mallarangen bepergian keluar negeri guna penyelidikan lebih lanjut kasus Hmabalang tersebut.